Masjid Darul Ibadah |
Akhirnya kami merubah jadwal, kami merencanakan sekitar pukul 10.00 kita kembali ke Apartemen (karena harus mengembalikan motor), kemudian sambil jalan kami mencari tahu tujuan wisata mereka yang bisa dengan mudah kita jangkau untuk menemui teman-teman.
Berdasar wawancara dengan beberapa teacher di sini, kami mendapat info bahwa
Pattaya Sheep Farm dan Silver Lake cukup jauh dan mungkin harus menggunakan
kendaraaan pribadi untuk sampai di sana. Akhirnya kami mengabarkan bahwa
kemungkinan kami tidak bisa menemui mereka.
Setibanya di Apartemen kami
menghubungi teman-teman kembali, mereka menginfokan bahwa mereka sudah selesai
melaksanakan soal dzuhri di Masjid Toatillah dan bersiap menuju Art in Paradise. Akhirnya kami
dengan segera mencari map menuju Art in Paradise. Berbekal pengetahuan jalan
hasil dari dua kali kekasar, kami sedikit paham jalan menuju Art in Paradise.
Mula-mula masih pesimis bakal
bertemu dengan teman- teman, karena masjid Toatillah berada di Pattaya Road
yang berarti mereka akan segera tiba. Sedang kami masih harus jalan kaki sekitar
15 menit dan naik song teau dua kali. Di
jalan kami berbincang tentang harga tiket dan bagaimana jika
mereka sudah masuk dahulu. Akhirnya kita memutuskan apapun yang terjadi kita pergi
menuju Art in Paradise, kalaupun teman-teman sudah masuk dulu atau harga tiket
tidak bersahabat kita bisa menunggu di luar.
Selama perjalanan kami bernyanyi yel-yel Bannrodfai School saat
English Camp. Tujuannya untuk menguatkan diri dari bayang-bayang anjing liar
yang menghantui kami. (Pernah dikejar dua kali). Tapi gak disangka, jalanan
yang banyak anjing liar tiba-tiba sepi.
“A Bottle cup A Big Banana
We’re from Southern Indiana
That’s a Lie, That’s a bluff
We are Bannrodfai, and We are tough”
Telat sedetik
aja, kita ga bakal ketemu. Gak bisa masuk dengan harga tiket 200 baht, yang
harga asli 350 baht/500 baht (lupa). Bahagia, kita bertemu di saat mereka sudah
mau masuk Art in Paradise. Bisa beli tiket dengan harga lebih murah karena ikut
kartu keluarga Indonesia. Rasa syukur
berlipat-lipat, Allah benar-benar mempermudah jalan kita menuju Art in
Paradise. Berasa semua anjing liar disembunyikan dan dipaskan waktu
keberangkatan song teau.
Pulang dari
Art in Paradise kita pergi ke Masjid Darul Ibadah dan memutuskan untuk stay disana sampai maghrib. Di sana kami bertemu
orang Malaysia yang bekerja di Thailand, namanya Akak Tsuraya. Kebahagiaan
bertambah, karena beliau sangat ramah sekali, begitu juga dengan suaminya.
Seusai sholat kami melanjutkan perjalanan untuk membeli makan malam. Sekarang
kami sudah bisa pesan makanan sesuai selera. Karena sudah bosan dengan ayam
karena di sini makanan selalu berbau ayam, kami mencoba memesan daging sapi.
Dan rasa syukur itu lagi lagi kami ucapkan, karena kami makan gratis. Di rumah
makan bertemu orang Malaysia, dan dia
membayarkan makanan kami. Mulanya kami menolak karena kami memesan yang mungkin
harganya mahal, dan kami juga bungkus untuk sahur. Yah mungkin rejeki kita. Alhamdulillah
Rasa lelah
karena jalan kaki cukup jauh terlupakan. Mengingat semua apa yang Allah berikan
untuk kita. Di akhir perjalanan kami bertemu dengan anjing yang sedang duduk,
kami sudah mulai ketakutan. Tiba-tiba anjing berdiri dan menyebrang ke arah
berlawanan. Syukur alhamdulillah tak terkira. Kami merasa sedetail itu Allah
merencanakan sesuatu untuk kita, rasanya malu karena kita masih lalai tapi Allah
beri kebahagiaan yang bertubi-tubi. Malu. Apalagi saat sholat maghrib di
Darul Ibadah. Imam membacakan surat Ar Rahman.
“Fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban”
Then
which of the favors of your Lord will ye deny?
Maka
nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan?
No comments:
Post a Comment