Wednesday, October 14, 2015

Bahasa


Setelah diajak keliling tempat wisata Sukhawadee oleh Teacher Aminah dan Teacher Marinah, kami diajak berkunjung ke rumah Teacher Marinah. Beliau adalah guru Thailand yang berasal dari Pattani, sehingga beliau bisa sedikit bahasa Melayu. Sedang Teacher Aminah berasal dari Pattaya, beliau bisa sedikit berbahasa Inggris. 


Kiri : Teacher Aminah; Kanan : Teacher Marinah

Pusing kepala, rasanya baru kali ini di dalam ruangan sempit mendengar bahasa Thailand dan Melayu, seperti tidak ada udara kosong lagi untuk saya bernafas (lebay :D). Apalagi ketika diajak bicara saya tidak paham. Akhirnya saya serahkan masalah komunikasi kepada teman saya Eva.

Setibanya di rumah Teacher Marinah, kami di suguhi berbagai makanan. Ada roti seperti roti Maryam di Indonesia, ada buah kanji ditaburi gula yang rasanya begitu asam dan aneh, ada nasi puluk manis seperti madu mongso buatan ibu saya namun gagal karena ketannya masih keras, rasanya keras-keras aneh, ada palo kepuk yang enak rasa ikan laut, ada durian kering yang saya lupa mencatat namanya, dan rasanya lebih baik makan durian segar.

 
Roti


Buah Kanji

Nasi puluk manis

Palo Kepuk

Add caption

Sudah tak terhitung berapa kali kami tertawa. Untuk memahamkan suatu kalimat, mungkin dibutuhkan waktu lima menit. Ketika beliau ingin menyampaikan sesuatu, Teacher Marinah dan suami mencoba menggunakan bahasa Melayu, ketika kami tidak paham, maka di coba oleh Teacher Aminah menggunakan bahasa Inggris. Ketika sudah ada kata "Alay na?" (Apa ya?), tanda lima menit kemudian baru kami akan memahami maksut beliau.

Begitu pula saat kami ingin memberi tahu maksut kami. Kami mencoba menjelaskan memakai bahasa melayu, jika beliau tidak paham baru kami coba menggunakan bahasa Inggris. Setelah kata "Yaa" yang berarti sudah dimengerti apa yang kita sampaikan, senyum terkembang dan tawa terlepas dari kami. Apalagi semakin seru ketika acara televisi adalah pertandingan bola antara Thaialand dan Vietnam, semakin gaduh ruangan. Tidak hanya Saya, Eva, Teacher Aminah, dan Teacher Marinah beserta suami di sana. Saudara teacher Marinah dan tetangga kos ikut pula mengobrol dengan kami meski hanya sebentar.






Kadang pula kami sampai salah-salah. Teacher Aminah hanya bisa berbahasa Thailand dan sedikit bahasa Inggris, sedang Teacher Marinah hanya bisa bahasa Thailand dan sedikit bahasa Melayu. Saat menjelaskan, saking semangatnya, saya mencoba menerangkan bahasa Melayu kepada Teacher Aminah, sehingga beliau hanya terdiam. Pun begitu juga kepada Teacher Marinah.

Di sana kami belajar bahasa Thailand. Suami Teacher Marinah selalu mengingatkan "Note note!" yang artinya catat. Ia ingin saya bisa mempraktekkan saat kembali di Indonesia. Rasanya sudah tak terhingga catatan saya. Em, sebenarnya sgak susah belajar bahasa Thailand, karena beda intonasi beda arti.









No comments:

Post a Comment